Kamis, 18 Agustus 2016

Celah Energi Lokal

Dunia sedang menuju perbaikan 17 masalah. Diantaranya adalah masalah energi. Menuju perbaikan global, dimulai dari perbaikan lokal.

Mari kita angkat permasalahan energi di Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah – Ganjar Pranowo – pernah berkata, “Listrik di Jawa Tengah perlu dibenahi.” Ternyata listrik di Jawa Tengah memiliki masalah yang harus segera diselesaikan.

Distribusi listrik di Jawa Tengah masih belum merata. Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, dari 8.823.280 rumah tangga, tercatat 8.521.857 rumah tangga yang menjadi pelanggan PT. PLN. Masih ada 301.423 rumah tangga yang belum menikmati listrik. Di pekalongan saja,

terdapat 12 dusun terpencil yang memerlukan pasokan listrik. Tidak hanya rumah tangga, listrik untuk infrastruktur jalan juga kurang.

Kota-kota besar dengan mudahnya mendapatkan pasokan listrik. Sedangkan di pelosok sana masih sangat sulit. Dengan demikian terjadi kesenjangan antara kota-kota besar dan dusun-dusun terpencil.

Secara potensi sumber pembangkit listrik, Jawa Tengah memiliki 10 PLTA dan 2 PLTU, dan masih ada setidaknya 14 sumber panas bumi. Namun banyaknya sumber energi tersebut belum menjawab permasalahan ini secara total.

Selain angka kemisikinan – yaitu sebesar 14% menurut BPS tahun 2014 – yang menyebabkan masyarakat pedesaan tidak mampu memperoleh energi listrik dari PT. PLN, tidak terjangkaunya daerah terpencil yang melewati pegunungan dan hutan juga merupakan hambatan bagi distribusi listrik.

Selagi pemerintah ataupun pihak swasta melaksanakan pembangunan infrastruktur jaringan listrik, diperlukan solusi sementara untuk menutupi ketidaktersediaan listrik di daerah terpencil ini.

Secara geografis, Jawa Tengah terdapat rangkaian pegunungan sehingga memiliki relief yang bervariasi. Menurut tingkat kemiringan lahan di Jawa Tengah, 38% lahan memiliki kemiringan 0-2%, 31% lahan memiliki kemiringan 2-15%, 19% lahan memiliki kemiringan 15-40%, dan sisanya 12% lahan memiliki kemiringan lebih dari 40%.

Jawa Tengah juga memiliki iklim tropis, dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.000 meter. Curah hujan yang cukup tinggi ini mengindikasikan banyaknya sungai yang tersebar di daerah ini.

Dari potensi geografis tersebut, masyarakat dapat memaksimalkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai sumber energi terbarukan.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan dan jumlah debit air.

Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan PLTMH, seperti :

1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah karena menggunakan energi alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air terjamin.

Dengan cara seperti ini, masyarakat dapat secara mandiri memperoleh energi listrik dari sumber daya alam yang ada. Selain itu, secara tidak langsung masyarakat turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sederhana tersebut.

Dengan demikian permasalahan listrik di Jawa Tengah akan tertutupi. Dengan langkah kecil ini, kita siap untuk langkah selanjutnya menuju menuju perbaikan global.




Referensi :






BPS Provinsi Jawa Tengah, 2014, Banyaknya Rumahtangga dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014, http://jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1035, diakses pada 13 Agustus 2016.






BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013, Besarnya Tenaga Listrik yang Terjual pada Pelanggan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Menurut Unit PLN dan Kelompok Pelanggan di Jawa Tengah Tahun 2013 (MWh), http://jateng.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/697, diakses pada 13 Agustus 2016.






BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013, Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2011, 2012, dan 2013, http://jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1189, diakses pada 13 Agustus 2016.






Wikipedia, 2016, Jawa Tengah, https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Tengah, diakses pada 14 Agustus 2016.







Wikipedia, 2016, Mikrohidro, https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrohidro, diakses pada 14 Agustus 2016

Tidak ada komentar: